My Rainbow

Seperti pelangi yang penuh warna, kehadirannya selalu dinanti dan memberikan kebahagiaan bagi orang lain..



Rok A-Line bahan spandex stretch. Bahannya bagus lhoo.. ready warna hitam. Murah hanya 90rb aja.. :D
ayoo sebelum kehabisan :D

A-Line
kode : 11A_235
harga : 90rb/pc (belum termasuk ongkir)

pemesanan sms ke 08979471189
format sms : Nama_kode barang



Masih pada inget kan dengan Kdrama yang satu ini? Pertama kali saya nonton waktu SMP dulu, kalau ga salah mulanya siang sekitar jam 11-12an. Kangen banget sama drama yang satu ini. Ini adalah Kdrama yang paling saya suka. Sedihnya dapet, ngakaknya dapet, dan meaningfull banget. Ceritanya ga berat dan menghibur banget.


Kalau ada yang mau bernostalgia sama film yang satu ini silakan download aja filmnya dari link ini.. Selamat menonton.. :)


Sweet 18 --> Mediafire download :
Episode 1 : Part 1/ Part 2/ Sub
Episode 2 : Part 1/ Part 2/ Sub
Episode 3 : Part 1/ Part 2/ Sub
Episode 4 : Part 1/ Part 2/ Sub
Episode 5 : Part 1/ Part 2/ Sub
Episode 6 : Part 1/ Part 2/ Sub
Episode 7 : Part 1/ Part 2/ Sub
Episode 8 : Part 1/ Part 2/ Sub
Episode 9 : Part 1/ Part 2/ Sub
Episode 10 : Part 1/ Part 2/ Sub
Episode 11 : Part 1/ Part 2/ Sub
Episode 12 : Part 1/ Part 2/ Sub
Episode 13 : Part 1/ Part 2/ Sub
Episode 14 : Part 1/ Part 2/ Sub
Episode 15 : Part 1/ Part 2/ Sub
Episode 16 : Part 1/ Part 2/ Sub

Nah, untuk menggabungkan bagian filmya silakan download Hjsplit

Selamat menonton.. :)

Sumber : http://oishiithoughts.blogspot.com/2011/05/sweet-18-ddl.html

Karena inspirasi itu datang hari ini. Karena kupikir pengalaman ini harus kubagi dengan teman-teman semua. Meskipun ini tidak terjadi padaku, tapi mungkin saja suatu saat ini terjadi padaku atau mungkin padamu.

Langsung saja y.. Bacanya pelan-pelan aj.. Mudah-mudahan ga bosen + pusing liat tulisannya.. hehe..

Suatu hari aku dikabari oleh teman SD ku bahwa salah satu teman ku telah dijemput oleh yang Maha Kuasa. Sudah belasan tahun aku tidak bertemu lagi dengan teman mainku itu semenjak kami lulus SD. Saat itu malam hari, dan aku baru saja sampai dirumah, aku langsung saja menuju rumahnya. Ternyata benar, bendera kuning sudah berkibar, sudah banyak orang yang menyelawat. Berdasarkan kabar yang kudengar temanku itu meninggal karena sakit paru-paru. Kulihat tidak ada yang jauh berbeda dari rumahnya yang kulihat belasan tahun yang lalu. Dindingnya masih berupa anyaman dari bambu, hanya saja lantainya sudah menggunakan kramik. Cukup banyak orang yang menyelawat malam itu, dan sebagian dari mereka sedang membacakan surat Yaasin untuk almarhum. Miris sekali melihatnya meninggal diusia muda. Betapa sedih orang tuanya dengan kematian anak yang dibanggakannya.

Aku jadi bepikir, apakah bila suatu saat nanti aku yang dipanggil, akankah banyak orang yang datang untuk menyelawat? Apakah ada orang yang ingin mengantarku ke kubur? Apakah ada orang yang mendo'akanku? Apakah banyak orang yang sedih dengan kepergianku?...

Selang satu minggu kemudian aku mendapat kabar dari kakaku bahwa ibu dari temannya juga dipanggil ke Rahmatullah. Kakakku barcerita bahwa ia belum bisa menemui temannya karena kondisinya yang sedang tidak baik. Ia kerapkali jatuh pingsan, mungkin karena syok ditinggal oleh ibunya. Kira ibunya itu seumuran dengan ibu-ibu kita. Jelaslah ia syok karena sebelumnya kondisi ibunya masih baik-baik saja. Karena orang yang terserang penyakit jantung bisa saja kelihatannya masih sehat. Namun bila sudah kelelahan penyakitnya bisa saja kambuh secara tiba-tiba. Apalagi bila waktu hidup didunia ini sudah habis, siapakah yang bisa menahan?

Aku merasakan apabila hal ini terjadi padaku, mungkin aku juga akan jatuh pingsan seperti teman kakakku itu. Aku masih belum siap bila ibuku pergi meninggalkanku. Aku teringat dengan segala kesalahan-kesalahanku, sering sekali akau membuat ibuku kesal. Membuat berjuta alasan agar bisa menghindar dari suruhannya. Terkadang aku tak mendengar nasihatnya. Aku seringkali mengeluarkan kata-kata yang mungkin membuat ibuku sedih. Aku merasa belum bisa memberikan apa-apa untuknya. Terkadang pun aku malas-malasan belajar, padahal ibuku berharap agar aku bisa berprestasi dan manjadi orang yang suskes..

Hatiku terenyuh dengan kedua kejadian ini, yang pertama temanku yang seumuran dengan kita sudah dipanggil oleh Allah, yang kedua ibu dari teman kakaku yang seumuran dengan kita yang dipanggil oleh Allah. Dan keduanya dipanggil oleh Allah sebelum bertemu dengan bulan suci Ramadhan.

Cobalah kita rasakan semuanya apabila kita berda dalam posisi mereka.

Yang pertama, cobalah bayangkan bila malaikat maut sudah menghampiri kita. Apakah yang dapat kita perbuat bila nyawa kita hendak diambil? Apakah kita dapat menolaknya? Apakah kita bisa minta dikembalikan ke dunia untuk menebus semua kesalahan kita? Untuk mengulang semuanya dan menyempurnakan ibadah dan ketaatan kita padanya? Tentulah kalian semua tahu jawabannya.

Yang kedua, bayangkan bila kita berada dalam posisi teman kakakku. Sangupkah kita menguatkan diri ini untuk lebih tegar menjalani hidup? Bisakah kita menolak ketentuan Allah?

Jangan pernah putus asa, masih ada yang bisa kita lakukan sebelum datang penyesalan.
Yang bisa kita lakukan sekarang ini adalah bersiap, mempersiapkan semuanya agar ketika ajal menjemput kita bisa tenang dan tersenyum bahagia. Agar ketika kita ditinggal oleh orang yang kita cintai kita takkan pernah menyesal.

"Ya Allah.. Ampunilah segala dosa-dosa hamba, ampunilah dosa kedua orang tua hamba sebagai mana mereka mengasihi hamba sewaktu hamba kecil.. Amiin.."

Teman-teman.. itulah kisah nyata tanpa rekayasa yang saya tuliskan.
Semoga bisa menjadi pengingat dan koreksi untuk kita semua terutama saya sendiri.
Ini merupakan peringatan yang Allah berikan kepada saya. Saya jadi ingat dengan semua dosa dan kesalahan saya. Selama ini saya sering lalai, tak memahami pentingya waktu dalam kehidupan ini.
Mudah-mudahan saya bisa memperbaiki diri saya menjadi lebih baik lagi. Mudah-mudahan saya masih bisa bertemu dengan bulan suci Ramadhan dan juga dengan teman-teman semua. Mudah-mudahan saya bisa memanfaatkan waktu yang Allah berikan kepada saya dengan sebaik-baiknya. Mohon doanya ya teman-teman.


Jangan pernah kita berhenti berdo'a dan mendo'akan teman kita, karena Allah akan memudahkan jalan kita apabila kita memohon padanya. karena do'a  adalah senjata orang beriman. 

“Kue cucur... kue cucur...”
Terdengar suara bocah kecil menjajakan kue cucur sambil membawa nampan berisi kue cucur buatan ibunya di atas kepalanya. Memang sudah jadi tugas Fikri, bocah berusia 10 tahun, berjualan kue cucur demi menyambung hidupnya, ibu dan empat orang adiknya di kota yang selalu bemandikan asap kendaraan bermotor ini. Dulu ketika ayahnya masih hidup, Fikri melakoni tugasnya ini sepulangnya dari sekolah. Tapi kini ia sudah menanggalkan seragam putih merahnya.

Panas matahari begitu terik. Fikri takkan istirahat kalau dagangannya belum habis meskipun matahari semakin mengganas. Untunglah kali ini nampan itu sudah kosong, jadi Fikri bisa istirahat sejenak dan berteduh dari teriknya matahari. Seperti biasa ia selalu duduk untuk melepas lelah di depan Toko Musik Pak Anton. Fikri sangat senang beristirahat disana karena ia bisa melihat seorang pria berjas hitam memainkan sebuah piano besar melalui layar LCD yang dipasang di dinding dalam toko itu. Fikri bisa melihatnya dari luar karena toko itu memiliki jendela yang besar. Dentingan piano yang dimainkan pria itu begitu indah dan menenangkan, membuat rasa capai yang hinggap di tubuh Fikri hilang seketika. Kalau toko itu sedang tutup betapa sedihnya hati Fikri karena ia tak bisa mendengarkan musik indah itu. Suatu saat nanti Fikri ingin bisa seperti pria itu, memainkan musik yang indah dengan piano dan dapat menghibur banyak orang.
            
Fikri menghitung uang hasil berjualan kue cucur.
“Ini untuk makan kami semua, saya harus mencari uang lagi kalau ingin mendapatkan benda itu.” Gumam Fikri sambil memutar otaknya bagaimana ia bisa mencari uang tambahan.

*          *          *

Matahari sudah menampakkan batang hidungnya. Fikri juga sudah siap  dengan nampan berisi kue cucur dan sebuah buntalan koran dagangan Mang Dedeng, tukang koran di ujung jalan menuju rumah Fikri. Sebagian upah hasil berjualan koran akan ia tabung untuk membeli benda yang sangat ia inginkan itu dan sebagian untuk makan adik-adiknya.
            
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, dan bulan berganti bulan. Tak terasa katung kresek hitam dimana ia menyimpan rupiah demi rupiah hasil berjualan korannya sudah penuh. Dengan raut wajah gembira Fikri membawa sekantung uang itu ke Toko Musik Pak Anton. Ia menyatakan keinginannya membeli piano pada penjaga toko sambil menunjukkan kantung kresek berisi uang.
            
“Kamu pikir ini piano mainan?!” Ujar penjaga toko itu marah. Matanya yang belo kelihatan seperti akan melompat dari tempatnya.
           
 “Apa uang saya tidak cukup untuk membeli piano ini?” Tanya Fikri dengan wajah polosnya.

“Kamu pikir harga piano ini berapa?! Puluhan juta tahu! Lihat dirimu! Jangan menginginkan sesuatu yang tidak mungkin kamu dapat!” Hardik penjaga toko itu.
            
Awan mendung hadir di wajah Fikri yang tadinya cerah. Tiba-tiba seorang laki-laki paruh baya yang memakai kacamata dan bermata sipit datang. Samar-samar terlihat beberapa rambutnya yang sudah memutih.
            
“Ada apa ini?” Tanya laki-laki itu dengan logat jawa yang kental, tidak sesuai dengan penampilan fisiknya. Penjaga toko kemudian menjelaskan apa yang terjadi.
           
 “Kenapa kamu ingin membeli piano, Nak?” Tanya laki-laki itu pada Fikri.
            
“Saya ingin bisa bermain piano seperti dia, Pak.” Jawab Fikri sambil menunjuk ke arah layar LCD dimana Fikri selalu melihat pria berjas bermain piano.
            
“Benarkah kau betul-betul ingin bisa bermain piano?” Tanya bapak itu lagi.
            
“Tentu, Pak! Bagaimana caranya agar saya bisa seperti dia, Pak?” Fikri menjawab penuh semangat dan balik bertanya dengan penuh rasa ingin tahu.
            
Bapak itu membetulkan kacamatanya yang sebenarnya tidak kendur dengan kedua jarinya sambil berkata.
            
“Hmm.. mungkin Bapak bisa membantumu, datanglah kemari besok pagi sebelum toko ini buka. Tekan saja bel di depan toko, nanti Bapak bukakan pintu.”
            
“Benarkah? Terima kasih banyak, Pak. Ini... Apakah ini cukup?“ Seru Fikri dengan wajah berseri-seri sambil menyodorkan kantung kresek berisi uang kepada bapak itu. Bapak itu tersenyum.
            
“Simpan saja uang itu, kau pasti punya kebutuhan lain yang lebih penting. Oya, siapa namamu?” Tanya bapak itu.   
            
“Fikri, Pak, tapi teman-teman biasa memanggil saya dengan sebutan ‘toge’ karena kepala saya yang besar tapi badan saya kurus.” Jawab Fikri riang. Bapak itu pun tertawa mendengar kata-kata polos Fikri.
            
“Kamu ini lucu ya... Nama Bapak, Anton, panggil saja Pak Anton. Lantas Bapak harus memanggilmu apa?” Tanya Bapak itu. Ternyata ia adalah pemilik toko musik tersebut.
            
Fikri menggaruk-garuk kepalanya kemudian berkata.
            
“Hmm.. terserah Bapak.“
            
“Baiklah, kalau begitu Bapak panggil kamu Fikri saja ya?” Tanya Pak Anton.
            
Fikri mengangguk sambil tersenyum. Ia mengucapkan terima kasih sekali lagi kemudian berlari pulang dengan bibir yang tak luput dari senyum.

*          *          *

            
Esok paginya Fikri pergi ke Toko Musik Pak Anton setelah berpamitan dengan ibunya. Ia berjanji akan berjualan kue cucur setelah selesai belajar piano di tempat Pak Anton. Ibunya hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku anak sulungnya. Fikri memang tidak bisa dicegah bila sudah memiliki keinginan. Tekadnya sangat kuat, sekuat beton baja pondasi gedung pencakar langit.
            
Pak Anton menyambutnya dengan senyum ramah, kemudian mempersilakan Fikri ke lantai atas toko. Ternyata bagian atas toko itu merupakan rumah Pak Anton, sang pemilik toko. Seorang gadis cilik berkulit putih dengan rambut yang dikepang dua mengintip dari balik dinding kamarnya. Pak Anton memanggilnya dan memperkenalkannya pada Fikri. Gadis itu adalah putri Pak Anton, kira-kira seumuran dengan Fikri. Pak Anton tinggal bersama anak perempuan semata wayangnya, istrinya sudah meninggal 3 tahun yang lalu. Pak Anton menunjukkan Fikri pada sebuah piano besar yang merupakan warisan turun temurun dari neneknya.
            
“Nah, kita akan menggunakan piano ini untuk kau belajar piano.” Ujar Pak Anton.
            
“Bapak akan mengajari saya? Benarkah?” Tanya Fikri tak percaya.
            
“Ya, tentu saja. Tapi apakah kau sungguh-sungguh ingin bisa memainkannya? Untuk bisa menjadi pemain piano kau harus memiliki tekad yang kuat, sungguh-sungguh, serta sabar dalam belajar.” Tanya Pak Anton lagi untuk meyakinkan Fikri.
            
“Tentu, Pak, saya akan belajar sungguh-sungguh! Oya, Pak, lagu apa yang sering dimainkan oleh pria di TV yang ada di toko Bapak itu?” Tanya Fikri penuh antusias.
            
“Oo.. itu judulya Fur Elise karangan Ludwig van Beethoven. Ia adalah seorang komponis musik klasik dari Jerman dan pemain piano yang sangat hebat.” Jawab Pak Anton.
            
“Waaw... saya sangat suka mendengarkan musiknya. Apakah saya bisa menjadi pemain piano yang hebat seperti dia, Pak?” Tanya Fikri penuh harapan.
            
“Tentu. Kau harus banyak berlatih kalau ingin seperti dia. Kau bisa datang ke sini kapan saja kalau kau ingin berlatih.” Jawab Pak Anton kemudian.
            
“Tentu, Pak, saya mohon bantuannya.” Ujar Fikri sambil menundukkan kepalanya seperti seorang samurai Jepang. Pak Anton juga menundukkan kepalanya mengikuti gaya Fikri.
            
“Kau juga suka Fur Elise kan? Kau juga mau mempelajarinya? Kita bisa belajar memainkan Fur Elise sama-sama.” Tanya Pak Anton pada Anaknya, Tiara. Tiara hanya mengangguk sambil tersenyum.
            
Mulai dari hari itu Fikri belajar piano untuk pertama kalinya. Hari itu pula Fikri mendapatkan teman barunya, Tiara. Semangat Fikri tak pernah luntur untuk belajar. Dalam waktu 2 bulan saja Fikri sudah lancar memainkan beberapa lagu. Hari ini ia sudah bisa memainkan sebagian melodi Fur Elise karangan Bethoven, kesukaannya.
            
“Pak, dengarlah, Pak, Fikri sudah bisa memainkan Fur Elise karangan Bethoven, tapi baru sebagian. Ayo, Pak! Duduk dan dengarkan!” seru Fikri sambil mendorong pelan Pak Anton untuk duduk di kursinya.
            
Ting tung ting tung ting tung ting ting ting... tung ting ting ting... 
            
Suara dentingan piano yang dimainkan Fikri begitu lembut dan syahdu, seakan-akan lagu itu memiliki jiwa.
            
Ting.....
            
Dentingan piano yang dimainkan Fikri terhenti di nada itu.
            
“Naah, baru sampai sini Fikri bisa memainkannya, Fikri akan belajar lagi sampai bisa memainkan seluruhnya. Bagaimana permainan Fikri? Bagus tidak?” Tanya Fikri pada Pak Anton.
            
Air mata menetes dari wajah Pak Anton yang sudah mulai kelihatan keriputnya. Hanya anggukan kepala yang diterima Fikri.
            
Kemudian ia mengelus kepala Fikri sambil berkata.
            
“Kau memang hebat, Nak, suatu saat nanti kau bisa menjadi pianis dan komponis yang hebat. Teruslah belajar dan jangan patah semangat.” Pak Anton berkata sambil menyeka air matanya.
            
Fikri bingung kenapa Pak Anton menangis, tapi ia sangat senang.
            
Tiara keluar dari kamarnya sambil membawa sebuah benda.
            
“Ini kotak musik pemberian Mamaku. Aku selalu memutarnya setiap hari. Kotak musik ini memainkan lagu Fur Elise. Kita akan terus belajar lagu Fur Elise sampai kita bisa memainkannya kan?” Tanya Tiara pada Fikri. Fikri mengangguk.
            
“Aku berikan kotak musik ini padamu. Jaga baik-baik ya..” Ujar Tiara.
            
“Tapi ini kan pemberian Mamamu. Apa boleh?” Tanya Fikri ragu-ragu.
            
“Tentu, kau adalah sahabat pertamaku. Seorang sahabat harus menjaga benda pemberian sahabatnya baik-baik. Janji?” Tanya Tiara sambil mengacungkan jari kelingkingnya pada Fikri. Fikri mengangguk sambil mengikatkan jari kelingkingnya sebagai tanda janjinya pada Tiara. Mereka pun tersenyum.
            
Esok harinya tak seperti biasanya Fikri tak datang ke tempat Pak Anton untuk berlatih piano. Begitu pula hari-hari berikutnya, sudah hampir seminggu Fikri tidak datang. Ia juga tidak kelihatan berjualan kue cucur atau beristirahat di depan toko seperti biasanya. Ada kabar bahwa gubuk Fikri digusur karena akan dibangun pertokoan disana. Tapi tidak ada satu pun yang tahu kemana Fikri pergi.
            
“Fikri kemana, Pah? Kok dia tidak datang-datang?” Tanya Tiara pada Pak Anton. Pak Anton hanya menggelengkan kepala. Wajah Tiara tertunduk sedih, baru saja ia mendapatkan seorang sahabat, tapi cepat sekali sahabatnya itu pergi.
            
Lagu Fur Elise yang belum selesai dimainkan oleh Fikri adalah permainannya yang terakhir, Pak Anton sangat sedih. Alunan melodi Fur Elise yang dimainkan Fikri masih terngiang di telinga Pak Anton dan tak pernah lekang dari ingatannya.

*          *          *

            
15 tahun berlalu, seorang pria yang mengenakan jas hitam dan sepatu kulit yang mengkilat turun dari mobilnya. Ia hendak mencari Toko Musik Pak Anton. Tetapi toko yang ia cari sudah tidak ada. Toko itu sudah berubah menjadi tempat les piano. Pria itu mencoba masuk dan bertanya mengenai lokasi Toko Musik Pak Anton. Seingatnya ia tidak salah kalau dulu toko itu ada disini.
            
Pria itu bertanya pada seorang petugas di bagian information center. Namun sayang petugas itu tidak tahu banyak tentang Toko Musik Pak Anton. Pada saat yang bersamaan seorang wanita yang kira-kira usianya hampir sama dengan pria itu turun dari lantai atas. Sang petugas mengatakan bahwa wanita itu adalah pengelola tempat les piano ini yang mungkin tahu lebih banyak tentang Toko Musik Pak Anton.
            
“Oo.. dulu disini memang Toko Musik Pak Anton, tapi itu 15 tahun yang lalu. Maaf, memang Anda mencari siapa ya? Kalau boleh tahu Anda ini siapa?” Tanya wanita itu.
            
“Saya Fikri, saya mencari Pak Anton pemilik toko musik itu. Anda tahu dimana Pak Anton sekarang? Bisakah saya bertemu dengan Pak Anton?” Tanya Fikri lagi dengan penuh harapan dapat bertemu Pak Anton.
            
“Kamu Fikri? Bocah penjual kue cucur itu? Benarkah?” Tanya wanita itu untuk meyakinkan. Fikri mengangguk.
             
“Kau ingat aku? Dulu kita sering belajar piano dan bermain bersama. Kemana saja kamu? Kenapa kamu tiba-tiba menghilang?” Tanya wanita itu dengan mata berkaca-kaca.
            
“Tiara? Kau Tiara?” Tanya Fikri terkejut. Tiara mengangguk.
            
“Maafkan aku Tiara, aku tidak sempat memberitahumu dan Ayahmu kemana aku pergi, ceritanya sangat panjang..” Jawab Fikri kemudian menundukkan kepalanya.
            
“Kalau begitu silakan ke lantai atas. Aku ingin dengar semua ceritamu.” Kata Tiara sambil berjalan ke lantai atas disusul Fikri.
            
Fikri benar, ini memang rumah Pak Anton. Memang sudah agak berbeda dibanding 15 tahun yang lalu, tapi posisi pianonya masih sama persis dan tidak berubah sedikit pun.
            
“Kau tahu, semenjak kau menghilang begitu saja rumah ini kembali sepi, aku hanya belajar piano bersama Papa. Papa sangat sedih ketika kau pergi, begitu juga denganku. Aku kehilangan sahabatku, aku kehilangan kamu Fikri..” Suara Tiara membuyarkan lamunan Fikri.
            
“Maaf.. Aku mohon maafkan aku. Tapi dimana Pak Anton sekarang? Aku ingin mengucapkan terima kasih padanya.”  Tanya Fikri lagi.
            
“Papa sudah meninggal 3 tahun yang lalu. Tak lama setelah kau menghilang Papa memutuskan untuk mengubah toko musiknya menjadi tempat les piano ini. Katanya masih ada anak yang punya kecintaan dan semangat belajar piano. Ia ingin agar semua anak yang punya semangat itu dapat belajar disini, kalau ia orang yang tidak mampu, ia bisa belajar disini secara gratis. Papa juga berpesan agar tidak memindahkan atau menjual piano itu, begitu pesannya.” Jelas Tiara panjang lebar.
            
Fikri berjalan mendekati foto Pak Anton dan istrinya yang dipajang di dinding. Ia memandangnya lekat-lekat.
            
“Maafkan saya, Pak, tidak memberitahumu kemana saya pergi. Saat itu memang saat-saat yang sulit untuk saya, ibu, dan keempat adik saya. Setelah penggusuran itu kami tidak tahu kemana kami harus pergi. Kami berpindah-pindah tempat tinggal, hanya beratapkan jembatan kadang-kadang beratapkan langit. Tak lama kemudian ibu meninggal karena sakit. Saya sangat bingung hendak kemana. Bagaimana saya bisa menghidupi keempat adik saya. Hingga secara tak sengaja saya melihat brosur pendaftaran anggota orkestra, lokasinya tak jauh dari tempat saya berpijak hari itu. Saya teringat akan pelajaran piano yang pernah saya terima dari Bapak. Bermodal nekat saya mencoba ikut audisinya. Sesuai dugaan, saya langsung ditolak mentah-mentah. Anak kecil tidak diijinkan untuk mendaftar menjadi anggota orkestra..” Fikri menghela napas panjang kemudian tersenyum.
            
“Tapi memang saya anak yang keras kepala, tak akan saya mundur kalau hanya ditolak sekali dua kali. Saya terus memohon sampai akhirnya pimpinan orkestra itu luluh juga, saya diijinkan ikut audisi. Saya memainkan lagu Fur Elise yang belum selesai saya pelajari itu. Pimpinan orkestra itu kagum dengan permainan saya meskipun belum selesai. Katanya saya memainkan musik itu dengan penuh perasaan, permainan saya dapat menghanyutkan hati dan perasaannya. Ia sangat penasaran mengapa saya bisa memainkan piano seperti itu, mengapa anak miskin seperti saya bisa bermain piano. Kemudian saya menceritakan semua pengalaman saya. Orang itu menitikkan air mata, mungkin tersentuh dengan cerita saya. Anda tahu, Pak? Pimpinan orkestra itu memutuskan untuk menjadikan saya dan adik-adik saya sebagai anak angkatnya. Ia melatih saya bermain piano, mengajak saya bermain dalam konser orkestranya, bahkan pernah membuatkan konser khusus untuk saya. Saya senang sekali, Pak, Alhamdulillah, akhirnya impian saya bisa terwujud. Meskipun mungkin saya belum sehebat Bethoven, tapi saya akan terus melakukan yang terbaik. Kehidupan saya dan adik-adik saya juga semakin membaik. Semua ini rahasia Tuhan, tidak ada yang tahu bagaimana nasib kita selanjutnya, walaupun satu detik ke depan.” Fikri mengakhiri ceritanya, tak terasa butiran air mata sudah berjatuhan membasahi pipinya.
            
Fikri menyeka air matanya kemudian memalingkan pandangannya ke arah Tiara. Fikri mengeluarkan sebuah benda dari dalam tasnya.
            
Ting tung ting tung ting tung ting ting ting... tung ting ting ting...           
            
Terdengar lantunan melodi Fur Elise dari kotak musik pemberian Tiara.
            
“Aku memenuhi janjiku kan? Aku telah menjaga kotak musikmu baik-baik.” Ujar Fikri seraya memberikan kotak musik itu pada Tiara. Tiara tersenyum sambil berusaha menahan air matanya yang sebentar lagi akan tumpah.
“Bolehkah aku memainkan piano ini?” Tanya Fikri pada Tiara.

“Ee.. Tentu, silakan.” Jawab Tiara gelagapan sambil menyeka butiran air mata yang sudah terlanjur jatuh di pipinya.

"Terimakasih Pak Anton, kalau bukan karena bantuan Bapak mungkin saya tidak bisa menjadi seperti sekarang ini. Seandainya Bapak mendengar ini.. saya sudah bisa memainkan semua nadanya, Pak..” Ucap Fikri lirih.

Fikri memainkan lagu yang dulu belum selesai ia pelajari. Kini ia sudah bisa, bahkan mahir memainkannya. Fikri memainkannya dengan sepenuh hatinya, membuat setiap orang yang mendengar pasti terhanyut dalam lantunan melodinya. Fur Elise.

SELESAI

wahaaa.. udah lama banget blog ini ga saya urusin! terakhir tuh kapan ya? sampai lupa... ya... belum setahun lah ya.. :p

sekarang tiba-tiba saya keinget sama blog yang udah berdebu ini (*rada lebay). Tapi saat ini saya belum bisa konsen buat nulis (sok sibuk). Insya Allah saya akan membuat suatu tulisan yang bermanfaat.. mudah-mudahan masih diberi umur panjang oleh Allah buat berkarya.. Aamiin... :)

Nah, kalau ada di antara kalian yang suka main the sims 3. Cheat itu adalah senjata utama, kalau ga pake cheat.. ah.. bosen banget maen the sims, susah mau ngapa-ngapain. Saya pernah ngalamin kayak gini, ketika ingin pake cheat, otomatis harus munculin kotak cheatnya dulu dengan cara ketik CTRL+SHIFT+C. Tapi, setelah saya coba berulang kali kok ga bisa-bisa. Setelah browsing-browsing, akhirnya saya dapet jawabannya. Kotak cheat itu ga muncul setelah saya install cursorFX di komputer. Itu tuh, kursor yang betuknya cantik-cantik itu, saya suka banget pakai kursornya. Caranya supaya kotak cheat the sims 3 aktif : buka cursosrFXnya, pilih setting, option, terus pilih hotkey. Nah, di hotkey itu yang harus diubah. kalau di hotkeynya tertulis CTRL+SHIFT+C, diganti jadi none. Caranya tinggal tekan backspace aja di keyboard, pilih ok, lalu apply.
Coba mainkan lagi the sims 3 nya, Insya Allah bisa. (kalau masalahnya sama.. hehe)

Setelah kotak cheat muncul, kita bisa ketikin cheat-cheat yang kita mau pakai, misalnya :
Kaching — Get 1,000 more Simoleons added to your household funds.
Motherlode — Get 50,000 more Simoleons added to your household funds.
(saya paling senang pakai ini, ada uang ada barang,, hehe)
moveObjects on [or off] — Hand tool can move any object anywhere in buy and build modes. Basically removes limitations for placing/moving objects
testingCheatsenabled true [or false] — Enables testing cheats on objects. Lets you move your Sims’ status (fun, energy and other) bars by clicking and dragging them. Note: This will unlock everything that you could also do in The Sims 2 with the boolProp testingcheatsenabled true/false command.
constrainFloorElevation true [or false] — Allows terrain adjustments regardless of objects/Sims/etc on them.
disableSnappingToSlotsOnAlt on [or off] — When on, objects will not snap to slots while holding ALT.
enablellamas on [or off] — Unknown result, it doesn’t seem to do anything, so it might be a joke.
fadeObjects on [or off] — Toggles whether objects fade when the camera gets close to them. Does not affect Sims.
fullscreen on [or off] — Turns full-screen on or off.
hideHeadlineEffects on [or off] — Shows or hides the talk/thought balloons above Sim heads.
jokePlease — Prints a random joke to the console.
quit — Exits the game.
fps on [or off] — Shows the framerate in upper right corner.
resetSim [first name here] [last name here] — Returns Sims to a safe, neutral state at their home location.
slowMotionViz 8 [down to 0] — Puts visuals in slow motion. 0 is normal, with 8 being the slowest. Does not affect the speed of time in-game.
unlockOutfits on [or off] — This must be entered before going into CAS. Shows career outfits and service uniforms.
familyfunds [Familyname] # — Add or extract money for a chosen family.
help — Shows all the cheats in The Sims 3 like this list does.[/cut]


semoga bermanfaat.. :)

sumber cheat : http://gamexeon.com/forum/article/57057-sims-3-tips-cara-cepat-menjadi-kaya.html

Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta.. 


Ungkapan yang klise tapi benar juga lho, oleh karena itu kali ini saya ingin memperkenalkan 'sekolah' tempat saya menuntut ilmu, dimanakah itu? Ya, sesuai dengan namanya STIS (Sekolah Tinggi Ilmu Statistik). Mungkin banyak yang belum tahu, mungkin juga ada yang sudah tahu. Baik yang sudah tahu maupun belum tahu mudah-mudahan dapat informasi dan masukan untuk melanjutkan sekolah, khususnya untuk siswa/i SMA/MA jurusan IPA. Kenapa IPA? Ya, karena nanti kita akan banyak menghitung-hitung, namanya juga statistik.. hehe.. Jadi 'sekolah' ini sangat direkomendasikan untuk kalian yang suka matematika dan bermain dengan kalkulator. hehe.. Tapi ga melulu belajar matematika koq, di sini kita juga belajar ilmu sosial, komputer, dan ilmu-ilmu lain yang mendukung pengembangan ilmu statistik kita. Berikut sedikit informasi mengenai STIS.


Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) – semula bernama Akademi Ilmu Statistik (AIS) – merupakan perguruan tinggi kedinasan program D-IV, yang dikelola oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sejak tahun 1958. STIS mengemban visi menjadi lembaga pendidikan tinggi kedinasan yang berfungsi untuk mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang statistika dan komputasi statistik dengan mendidik kader yang memiliki kemampuan akademik/profesional. Dengan demikian lulusan STIS merupakan tenaga yang mampu merencanakan dan melaksanakan penelitian, melakukan analisis di bidang sosial-ekonomi serta merencanakan dan mengembangkan sistem informasi.
STIS memiliki dua jurusan yaitu Statistika dan Komputasi Statistik. Jurusan Statistika meliputti dua bidang peminatan yaitu Statistika Ekonomi dan Statitika Sosial Kependudukan. Pendidikan ditempuh dengan sistim paket yang dinyatakan dalam satuan kredit semester (SKS) selama 4 tahun. STIS menerapkan sistim drop-out (DO) bagi mahasiswa/i yang tidak bisa memenuhi syarat minimum yang telah ditentukan.

Wah, ternyata kuliah di STIS ada sistim DO-nya. Tapi jangan takut dan ragu-ragu untuk berkuliah di sini. Yakinlah bahwa kamu pasti bisa! Kalau kamu sudah lulus tesnya yang terdiri dari 2 tahap (ujian tahap pertama adalah tes tertulis yang materinya meliputi : matematika, bahasa inggris, dan pengetahuan umum, sedangkan tahap kedua adalah psikotes dan wawancara) + tes kesehatan, itu artinya kamu dianggap mampu untuk menjalani perkuliahan di STIS. Tapi jangan sampai terlena, meskipun begitu kamu harus belajar yang rajin bila ingin berprestasi dan mempertahakan statusmu sebagai mahasiswa/i STIS.

Perlu diketahui bahwa setiap mahasiswa/i dibebaskan dari biaya kuliah dan bahkan mendapat tunjangan ikatan dinas tiap bulannya. Selain itu, bila sudah lulus dari STIS akan langsung diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) gol III/a. Yup, inilah yang mejadi daya tarik utamanya. Selain dapat ilmu, kuliah gratis, dapat uang, dapat kerja pula. Jadi jangan pernah patah arang bila ingin melanjutkan kuliah namun biaya terbatas, saya pikir STIS adalah salah satu jalan keluarnya. Asalkan kita mau berusaha dan pantang menyerah pasti kita bisa mencapai apa yang kita inginkan, tentu saja harus diiringi dengan doa. 

Bagaimana? tertarik untuk mencoba? Pendaftaran dibuka dari tanggal 4 April - 20 Mei 2011. Bila kalian ingin tahu lebih banyak lagi tentang STIS silakan klik di sini. Bila kalian tertarik untuk mencoba silakan klik di sini. Bila ingin bertanya seputar informasi tentang STIS langsung kepada mahasiswinya silakan melalui blog ini, bila ingin mengetahui lokasinya silakan berkunjung ke kampusnya di Jl. Otto Iskandardinata No. 64C, Jakarta Timur 1330, Hotline PMB Telp/Fax. (021)85900884, dan bila ingin kuliah gratis silakan pilih STIS. hehe..

About this blog

Pages

Nurul Rahmawati. Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Pengunjung

Lomba Menulis Cerita Anak (Dongeng) Sarikata.com 2011

Cuteki cute