My Rainbow

Seperti pelangi yang penuh warna, kehadirannya selalu dinanti dan memberikan kebahagiaan bagi orang lain..

Karena inspirasi itu datang hari ini. Karena kupikir pengalaman ini harus kubagi dengan teman-teman semua. Meskipun ini tidak terjadi padaku, tapi mungkin saja suatu saat ini terjadi padaku atau mungkin padamu.

Langsung saja y.. Bacanya pelan-pelan aj.. Mudah-mudahan ga bosen + pusing liat tulisannya.. hehe..

Suatu hari aku dikabari oleh teman SD ku bahwa salah satu teman ku telah dijemput oleh yang Maha Kuasa. Sudah belasan tahun aku tidak bertemu lagi dengan teman mainku itu semenjak kami lulus SD. Saat itu malam hari, dan aku baru saja sampai dirumah, aku langsung saja menuju rumahnya. Ternyata benar, bendera kuning sudah berkibar, sudah banyak orang yang menyelawat. Berdasarkan kabar yang kudengar temanku itu meninggal karena sakit paru-paru. Kulihat tidak ada yang jauh berbeda dari rumahnya yang kulihat belasan tahun yang lalu. Dindingnya masih berupa anyaman dari bambu, hanya saja lantainya sudah menggunakan kramik. Cukup banyak orang yang menyelawat malam itu, dan sebagian dari mereka sedang membacakan surat Yaasin untuk almarhum. Miris sekali melihatnya meninggal diusia muda. Betapa sedih orang tuanya dengan kematian anak yang dibanggakannya.

Aku jadi bepikir, apakah bila suatu saat nanti aku yang dipanggil, akankah banyak orang yang datang untuk menyelawat? Apakah ada orang yang ingin mengantarku ke kubur? Apakah ada orang yang mendo'akanku? Apakah banyak orang yang sedih dengan kepergianku?...

Selang satu minggu kemudian aku mendapat kabar dari kakaku bahwa ibu dari temannya juga dipanggil ke Rahmatullah. Kakakku barcerita bahwa ia belum bisa menemui temannya karena kondisinya yang sedang tidak baik. Ia kerapkali jatuh pingsan, mungkin karena syok ditinggal oleh ibunya. Kira ibunya itu seumuran dengan ibu-ibu kita. Jelaslah ia syok karena sebelumnya kondisi ibunya masih baik-baik saja. Karena orang yang terserang penyakit jantung bisa saja kelihatannya masih sehat. Namun bila sudah kelelahan penyakitnya bisa saja kambuh secara tiba-tiba. Apalagi bila waktu hidup didunia ini sudah habis, siapakah yang bisa menahan?

Aku merasakan apabila hal ini terjadi padaku, mungkin aku juga akan jatuh pingsan seperti teman kakakku itu. Aku masih belum siap bila ibuku pergi meninggalkanku. Aku teringat dengan segala kesalahan-kesalahanku, sering sekali akau membuat ibuku kesal. Membuat berjuta alasan agar bisa menghindar dari suruhannya. Terkadang aku tak mendengar nasihatnya. Aku seringkali mengeluarkan kata-kata yang mungkin membuat ibuku sedih. Aku merasa belum bisa memberikan apa-apa untuknya. Terkadang pun aku malas-malasan belajar, padahal ibuku berharap agar aku bisa berprestasi dan manjadi orang yang suskes..

Hatiku terenyuh dengan kedua kejadian ini, yang pertama temanku yang seumuran dengan kita sudah dipanggil oleh Allah, yang kedua ibu dari teman kakaku yang seumuran dengan kita yang dipanggil oleh Allah. Dan keduanya dipanggil oleh Allah sebelum bertemu dengan bulan suci Ramadhan.

Cobalah kita rasakan semuanya apabila kita berda dalam posisi mereka.

Yang pertama, cobalah bayangkan bila malaikat maut sudah menghampiri kita. Apakah yang dapat kita perbuat bila nyawa kita hendak diambil? Apakah kita dapat menolaknya? Apakah kita bisa minta dikembalikan ke dunia untuk menebus semua kesalahan kita? Untuk mengulang semuanya dan menyempurnakan ibadah dan ketaatan kita padanya? Tentulah kalian semua tahu jawabannya.

Yang kedua, bayangkan bila kita berada dalam posisi teman kakakku. Sangupkah kita menguatkan diri ini untuk lebih tegar menjalani hidup? Bisakah kita menolak ketentuan Allah?

Jangan pernah putus asa, masih ada yang bisa kita lakukan sebelum datang penyesalan.
Yang bisa kita lakukan sekarang ini adalah bersiap, mempersiapkan semuanya agar ketika ajal menjemput kita bisa tenang dan tersenyum bahagia. Agar ketika kita ditinggal oleh orang yang kita cintai kita takkan pernah menyesal.

"Ya Allah.. Ampunilah segala dosa-dosa hamba, ampunilah dosa kedua orang tua hamba sebagai mana mereka mengasihi hamba sewaktu hamba kecil.. Amiin.."

Teman-teman.. itulah kisah nyata tanpa rekayasa yang saya tuliskan.
Semoga bisa menjadi pengingat dan koreksi untuk kita semua terutama saya sendiri.
Ini merupakan peringatan yang Allah berikan kepada saya. Saya jadi ingat dengan semua dosa dan kesalahan saya. Selama ini saya sering lalai, tak memahami pentingya waktu dalam kehidupan ini.
Mudah-mudahan saya bisa memperbaiki diri saya menjadi lebih baik lagi. Mudah-mudahan saya masih bisa bertemu dengan bulan suci Ramadhan dan juga dengan teman-teman semua. Mudah-mudahan saya bisa memanfaatkan waktu yang Allah berikan kepada saya dengan sebaik-baiknya. Mohon doanya ya teman-teman.


Jangan pernah kita berhenti berdo'a dan mendo'akan teman kita, karena Allah akan memudahkan jalan kita apabila kita memohon padanya. karena do'a  adalah senjata orang beriman. 

0 komentar:

Posting Komentar

About this blog

Pages

Nurul Rahmawati. Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Pengunjung

Lomba Menulis Cerita Anak (Dongeng) Sarikata.com 2011

Cuteki cute